SUDUTMATA: MEDIA MASA, CENDEKIAWAN, TOKOH MASYARAKAT,.. ARIF-Lah Anda !!!


SUDTMATA : MEDIA MASA, CENDEKIAWAN, TOKOH MASYARAKAT,.. ARIF-Lah Anda !!!

Oleh: Arif Ko2



“”” Terkadang kita orang awam dipusingkan oleh pernyataan politikus (untuk ukuran awam) dilihatnya sebagai plintat plintut, berbohong dan bla bla serta bla...  Namun kita lupa bahwa dunia POLITIK itu memang PANGGUNG, dan siapapun dituntut untuk PIAWAI dalam menyiasati keadaan. Bagi orang awam Berkata pagi begini lalu sore begitu kemudian malamnya beginitu itu sudah dijudge sebagai BOHONG. Namun tahukah kita (awam) bhw di PANGGUNG Poliltik itu ada istilah diplomasi politikus ya seperti itu menyiasati keadaan, bahkan hal tersebut kerap di yakini sebagai Strategi Tabur isu, jadi tidak dianggap kebohongan. Bagaimana realitasnya , kita simak bunyi JUDUL yang Ko2 angkat guna reminding hiruk pikuk PILPRES 2014 lalu adalah gambaran PANGGUNG POLITIK menuntut siapapun POLITIKUS untuk mampu memerankan PETA LOGIS yg TIDAK logis seperti itu.
Perkembangan terkini Media masa sdh kian tdk mampu memposisikandiri sbg media informasi perekat PERSATUAN & KESATUAN bangsa, terutama jelang hajat politik.  Parahnya hal tsb disinyalir ternyata para pakar/teknokrat/tokoh ormas ikut latah berperan sama, lengkaplah KEPRIHATINAN KITA. Dugaan yg dipersepsikan masyarakat thdp media masa [elektronik] yg sprt itu khusus jelang Pilpres yg dialamatkan pada ; Metro TV [milik surya Paloh ketua Nasdem ?] dan TV One [milik ARB ketua Golkar ?].  Terutama Tetro TV yg lg live pagi itu Kamis, 27/06/2014 mengambil tema KARAKTER yang TIDAK PERNAH BOHONG dgn narasumber 1. Ikrar Nusabakti dan 2. Hamdi Muluk.   Salah satu advis yg disampaikan Ikrar : Pemilik karakter Bi Polaar apalagi multi polar akan membuat ybs bs berubah memerankan diri sbg org yg OVER. Over keras, over lembut dan over yg negatif lainya. Tentu karakter ini tdk baik dimiliki oleh capres.  Dan berikutnya Ikrar mengaitkan dgn Jokowi kecenderungan apresiasi yg positif, sebaliknya pada Prabowo, Ikrar mempersepsikan Negatif, yakni pernah menyatakandiri sbg “saya memiliki karakter bi polar” [Prabowo maksud Ikrar memiliki bi polar saja sdh jelek apaplagi memiliki multi polar “ujar ikrar] seolah ingin menyampaikan pd Publik bhw Prabowo itu adalah pemimpin yg punya karakter bohong.
Sedangkan, Advis dari Hamdi Muluk lebih Profesional, dia menyampaikan bhw ; “Setiap Politisi dituntut memainkan peran sbg Aktor Politik bukan berarti hrs bersikap TDK JUJUR [BOHONG] melakoni Drama Politik di Panggung Sandiwara Politik guna memenangi sesuatu Tujuan, melainkan dia hrs berfikir - bersikap TAKTIS untuk bs mengurai KEADAAN.” Muluk nambahkan untuk tahu karakter seseorang capres bgm yg sebenarnya, efektif di-LIHAT kesehariannya saat lepas dari protokoler misal ketika dia sdg berjalan sendirian TODONG dgn pertanyaan yg memojokan, lihat bgm dia merespons spontan ; marah, keki, salah tingkah ataupun meradang, “sok” manis demi jaga citra dll.

APRESIASI Ko2 :
SIKAP TEKNOKRAT IKRAR [Prabowo dipersepsikan Ikrar teramat Negatif jd gak usah Ko2 respon krn masyarakat sdh pintar menilai apa itu benar / sekedar membangun OPINI negatif] ;
1.         Ikar membanggakan ke-jujuran Jokowi yg dipersepsikan Ikrar sbg TDK mau bermanis muka menutupi kebencian saat bersalaman dgn Prabowo, alasan Ikrar krn Jokowi merasa kampanye hitam yg ‘tuduh ikrar’ dilakukan oleh Tim Prabowo sdh menyakitkan. Hmm..APRESIASI Ko2 justru sebaliknya dgn sikap seorang Negarawan [calon presiden] jk sprt yg diibaratkan Ikrar pd Jokowi tsb bkn dia tdk bs bohong melainkan HAL tsb menunjukan bhw sisi kenegarawanya patut dipertanyakan yakni terkesan PENDENDAM [?]
2.         Kalau Jokowi diagungkan Ikrar sbg sosok yg tak pernah bohong bhkn di cuplikan TV metro saat itu terlihjat jelas pernyataan Jokowi saat ditanya “klenapa tangannya lecet mk Jokowi menjawab “...ya tangan saya beret beset kena cakar ibu2 yg salaman bhkn ada yg mencekeram” lalu ikrar mengomentari bhw itu wujud cinta rakyat kpd calon, namun pernyataan Jokowi berbeda “iya sakit semua ini lecet beset...cinta ya cinta tapi jangan begini ini kan sakit semua”  apa pernyataan sprt itu cermin kejujuran seorang Jokowi [?]  hny beset beret sedikit oleh jabatan tangan org yg mengagumi malah SAMBAT kesakitan. Mendramatisir keadaan (?)
3.         Kalau bukti sorotan Metro TV  tsb dianggap bhw Jokowi tdk pernah bohong bgm dgn realitas berikut : ke-SATU, saat jabat walikota Solo periode ke dua baru dilakoni sesaat Jokowi pernah terlibat perang dingin dgn Gubenur Jateng (saat itu), wartawan memancing tanya “apa Pak Jokowi di marahi Gubenur krn takut tersaingi bapak maju nyagub [?]    [meski nyagub yg dimaksud saat itu bukan DKI satu].   Lantas Jokowi jawab “lawong saya ini jadi walikota saja sebenarnya gak ada potongan, masak ingin jadi Gubernur...ahh gak lah ga ada potongan”     kenyataannya sesaat waktu berikutnya “Jokowi maju mjd DKI satu” malah bkn sbg Jateng satu.  Realitas ke-DUA : Jelang masa puncak isu Jokowi saat menjabat DKI satu ditanya wartawan “apa benar bapak siap maju DKI satu?”  maka Jokowi jawab; “ahhh itu gak bener...wong jadi Gubenur DKI saja sdh pusing banyak PR kok malah ingin jadi PRESIDEN... gak mikir...gak mikiiiirrrrr...”[tegasnya].   NAMUN sekali lagi bgm kenyataan saat selang waktu beeikutnya Jokowi mendeklarasikan “SIAP mjd RI 01”
PERTANYAANNYA : dengan kenyataan diatas, SIAPA DUA CAPRES 2014 sebenarnya yg bukan saja punya KARAKTER [mf] bohong, yang terang siapapun berbohonh sama halnya ybs juga sanggup MENIPUDIRI SENDIRI [?]   LET YOU KNOW THAT IS A POLITIC !!!
Namun yang jelas, LAKUKAN yang KAU MAU PASTI KOU AKAN TAHU karena Qur’an telah mengingatkan pembohong akan mudah menggelincirkan siapapun untuk menjadi ORANG yg munafik yakni UCAPANYA tdk sama dgn PERBUATANNYA, dan Qur’an negaskan orang yg berkepribadian ABC [awan bengi ceje] tsb beranggapan bahwa : “dia mengira MAMPU menipu orang lain namun sesungguhnya dia  TDK SADAR telah menipu dirinya sendiri..”

APRESIASI  KHUSUS kpd MEDIA MASA era kini terutama TV, melihat kecenderungan MEMIHAK bhkn menjelma jadi media penyebar sikap BIANGKEROK, saat ini dirasakan ada dua stasiun TV yg mencolok netralitas sbg MEDIA MASA.  Tentunya KPI hrs tegas BERSIKAP bhkn kalau terbukti unsur BIANG KEROK maka SANGSI tegas harus dijatuhkan kalau perlu PENCABUTAN IJIN. Dan MASYARAKAT hrs ikut PARTISIPASI jika sedang BERLANGSUNG PENYIARAN berbau “BIANG KEROK”  mendiskreditkan salah satu pihak atay aiapapun REKAM dan ajukan pada KPI untuk ditindak lanjuti proses Hukum unsur Pidana-nya. Termasuk pembicara / narasumber yg MENGGADAIKAN PROFESIONALISMENYA demi keuntungan PRIBADAI [berharap; JABATAN, MATERI atau imbalan lainya] memberikan ADVISE yg mendiskreditkan pihak lain TOLONG direkam dan alat bukti tersebut bs untuk memproses HUKUM. Yuk akhiri hentikan KEMUNAFIKAN, bangun KESATUAN & PERSATUAN BANGSA yg kian RAPUH ini, JANGAN DIPERPARAH RAH RAH.
(Arif.ko2/SudutMata)








Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Wong Jowo Kudu Tetep Njawani" ; BABAT TANAH JAWA (bag.2)

Mahluk Tuhan Jangan Melampaui BATASANYA