SUDUT-MATA MENUNGGU (???) KELAHIRAN RAJA KEPOMPONGULATKUPUKUPU [Paradoksi Metamofosa Kepompong Ulat & Kupu-kupu antara MEGA-JOKOWI] di "sudut-mata" Arif Ko2

SUDUT-MATA:

MENUNGGU (???)
KELAHIRAN RAJA KEPOMPONGULATKUPUKUPU [Paradoksi Metamorfosa Kepompong Ulat & Kupu-kupu antara MEGA-JOKOWI] di "sudut-mata" Arif Ko2.
---------------------------




Mega - Jokowi, Riwayatmoe Doloe

Iya, Menunggu Kelahiran Kepompong Ulat Kupu-kupu Jokowi 2019, bagaimana Sabdo "SATRIYO PININGIT" apa mampu menjadi SABDODADI (?)

Pertanyaan-pertanyaan pembuka di atas layak menjadi catatan tebal memang untuk Tulisan Tinta Emas, Sejarah INDONESIA.
Sejak menduduki tampuk Walikota Solo, sinar "mencorong Jokowi" di tafsiri aneka macam oleh banyak pihak, termaauk Ko2. Mulai yang pesimis bahkan sinistis atau sebaliknya, hiperball 'takjub' bahkan terkesan berlebihan menyanjung. Iya, Menyanjung ; kalem, visionis, aktris, stylist, kreatif, serta akseleratif bahkan Ko2 secara pribadi pernah sampai menggaris bawahi Jokowi akan mampu menjadi "satriyo" piningit keempat (setelah: Sukarno, Suharto dan Gus Dur). Alasanya ? Sederhana, sejak jaman Raja-raja Nusantara hingga era Reformasi ini Ko2 menilai "hanya seorang" Jokowi yang mampu "keluar" dari kubangan perangkap politik labeling dan labeling politik  yang disematkan kepadanya, malah dia mampu dengan begitu 'ajib' bermetamorfosis secara "akseleratif" dalam berpolitik. JUJUR, Ko2 berpendapat, masih JOKOWI satu-satunya tokoh INDONESIA bahkan mungkin di DUNIA yang lulus dan 'mampu' melakukannya.
Oleh karenanya kali ini Ko2 akan sajikan catatan SUDUTMATA hal menarik sekelumit perjalanan Jokowi dan Megawati dalam melewati kubangan 'labeling politik' yang disematkan maupun dikondisikan lepadanya, baik sejak "masih" kepompong hingga menjadi Kupu-kupu bahkan sanggup menjelma menjadi Raja Kepompong Ulat Kupu-kupu (?)

Adalah Kongres Nasional PDIP 2015 kemarin "peluang" Jokowi untul melakulan metamorfosis dalam Partai namun dia tidak mencoba bahkan tidak mau melakukannya, meski doa sangat berpeluang. Bahkan Jokowi justru memberikan tontanan menakjubkan. Bagi pemerhati Politik di Negeri ini, tentu hal tersebut adalah menarik, mengapa ? Karena pada ajang tsb lah akan terbukti Hukum Alam dlm dunia politik umum kita saksikan, dan akan menentukan apakah Mega akan ‘turun keprabon’ dari singgahsana PDIP ataukah ia msh cukup menarik mjd ‘kupu-kupu’.
Semua tahu bhw Mega sudah scr lengkap melalui ‘metamorfosa politik’ membawa PDI, dan membidani proses kelahiran PDIP yg semula bernama PDI [era Orba]. Mega sang ‘kepompong’ kala itu terdzolimi oleh rezim Orba, ia berhasil melampaui tahapan kubangan lumpur politik dan mampu sgr menjelma sbg ‘Ulat’ dgn ia terpilih sbg ketum atas Surjadi. Namun perjalanan memilukan yg ia alami telah berhasil membawa Mega bermetamorfosis mjd kupu-kupu yang dipandang "anggun" oleh masyarakat (kebiasaan orang Indonesia berspati pada orang yang terdholimi) Mega pun berhasil mbawa dan memimpin PDI mjd PDI-P, bhkn ia langgeng menduduki singgahsana PDIP hingga saat ini.
Lain halnya Jokowi, entah faktor keberuntungan atau apapun sebutannya, ternyata Jokowi yang secara jujur masyarakat kalau melihat dari aisi tampilan awalnya meraguka ya, Jokowi telah membuktikan bhw dia mampu membuat Akselerasi Politik yang mengejutkan. Coba simak, dia adalah satu dari sekian tokoh politik yg berhasil membuktikan prestasi akselerasi politik luarbiasa. Saat memimpin Solo, Jokowi sang “kepompong” berhasil terpilih mjd Walikota Solo sampai dua periode, bhkn periode yg ke dua meski masa jabatannya blm habis sang “kepompong Jokowi” langsung bermotosintesa untuk bs mjd “Ulat” dgn berani melakukan akselerasi menuju DKI Satu dan berhasil “bertengger”. Belum genap dua tahun menjabat Gubernur DKI dia kembali sang “Ulat Jokowi” pun mengulang ingin bermetamorfosis mjd “kupu-kupu” menuju RI Satu dan dengan sangat manis ciamik, dia berhasil mjd “Kupu-Kupu” sebagai RI satu. Catat, dalam masa kejayaan "politik labeling" dijadikan swnjata oleh oknum penguasa untuk 'menyingkirkan' rival-rival politik nya , keampuhanya belum pernah sekalipun "gagal" menenggelakan bahkan diduga sudah menjadi fakta sejarah traumatik abadi "pihal" yang terlebeli "Komunis / PKI" sudah memakan "korban" keluarga-keluarga atas dasar pasal suka-tidak suka. Bisa dopastikan maka akan Kiamat, perjalanan hidup keluarga ybs secara temurun. Jokowi mampu terlepas dari ranjau ter ampuh dan mematikan "politik labeling" tersebut.
Kembali pada konggres PDIP 2015 lalu yang secara kasat mata Jokowi mempunyai momen bahkan peluang tapi dia ogah melakuka ya, pertanyaannya, pada Konggres PDIP 2015 tsb akankah Jokowi mampu menyudahi Metomorfosis Megawati dgn keberhasilan memimpin PDIP sejak 2015 tsb, karena mereka berdua sdh sama-sama sdh melampoui batas akhir metamorfosa sbg KUPU-KUPU kembar dlm percaturan politik negeri ini ?
Kalau hal tsb mjd kenyataan, lengser nya Megawati tergantikan oleh Jokowi di PDIP berarti Mega msh sesuai dgn hukum metamorfosa tlah mncapai batas akhir yakni : Kepompong-Ulat-Kupu-kupu dan selanjutnya tamat. Namun lain lagi dengan Jokowi jika dia sanggup menggantikan posisi Megawati di kepemimpinan PDIP sejak 2015 lalu maka Jokowi akan berhasil mengubah Hukum Metamorfosa tdk hanya sebatas = Kepompong-Ulat-Kupu-kupu saja, tetapi akan muncul teori tentang metamorfosa baru mjd dari ; Kepompong-Ulat-Kupu-kupu-ke-RAJAKEPOMPONGULATKUPUKUPU dlm Dunia Politik. Dan peluang tersebut di uji untk kali yang kedua kepada Jolowi, apakah dia mampu LULUS menjadi RI Satoe kedua kalinya bahkan menghidupkan kembali visi REVOLUSI MENTAL yang lagi MATISURI ?
Hanya Jokowi sendiri yang tahu bagaimana cara agar MAHKOTA RI satu jilid 2, Bapak REVOLUSI MENTAL sekaligus Pionner INDONESIA MAJU bisa DISEMATKAN bersamaan.
Kita semua bangsa INDONESIA, HALAL untuk menunggu ENDINGnya. Dan jangan lupa, dengan BISMILLAH...(ArifKo2/2019)


(Photo: kolase, TribunNews, 7/8/2015)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Wong Jowo Kudu Tetep Njawani" ; BABAT TANAH JAWA (bag.2)

Mahluk Tuhan Jangan Melampaui BATASANYA