MENJAGA NKRI, "Tutuplah Lubang Rayap"

CARA EFEKTIF MENJAGA NKRI ; "Tutuplah LUBANG RAYAP"

(Oleh: Arif Koko)



Untuk meng gambar kan kondisi dikotomis, tumpang tindih perspektif Era now Negeri kita tercinta, NKRI, Ko2 buat adagium yang tak sempat terbesit di batok kepala sastrawan, budayawan, seniman, apalagi (maaf) "cendekiawan" feat pengamat (justru kian terlena menikmati Kue BISNIS Survey Politik) pada zaman now mulai ada kecenderungan terkipas angin politik, hingga daya rasa karsa cipta & intelektualitas nalar pikir mereka terkesan 'kurang merdeka' baik kebutuhan ukuran CERDAS aplagi CERMAT nya dalam menelorkan karya yang inovatiflah justru krusial ditunggu- tunggu , adalah problem solving keutuhan Bangsa. Namun kondisi tsb tidak lah membuat kita teramat prihatin, mengapa ?   Karena sastrawan budayawan seniman juga cendekiawan meski seekstrim apapun mereka dlm meng ekspresikan idealismenya kausalitas reaksinya akan butuh waktu bertahap atau sedikit demi sedikit untuk sanggup dicerna diresapkan baru terkupas maksud/ pesan sesungguhnya yang disampaikan, trus, baru muncul reaksi, itupun parsial sifatnya. Lain hal nya jika para (maaf) "poli-tikus" jika menganggap sedang bermain "game" terhadap kondisi (baca: gempitanya) arus politik mereka jadikan obyek variabel 'kelompok' SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) khususnya Agama bilkusus ISLAM yang merupakan Agama yang di imani oleh mayoritas penduduknya maka konsekuensi logisnya tdk butuh waktu lama untuk memunculkan reaksi yang kontra produktif. Untuk itu mencermati tiga periode terakhir masa Pemilu berlangsung pasca reformasi Indonesia yang mayoritas warganya pemeluk ISLAM dan dua kelompok / Ormas Islam terbesar di Indonesia adalah NU & Muhammadiyah justru pasca Reformasi konsekuensi logis nya terlihat dimana setelah reformasi lahirlah system multi partai inilah titik awal teraduknya 'kepentingan' mau tidak mau jadi mengental kembali karena di ingkari atau tidak, PARPOL adalah juga merupakan sarana terefektif untuk mengapling-kaplinh "kekuasaan / kepentingan" bahkan di akui ataupun tidak diduga Parpol rentan di jadikan mesin utama menghasilkan Sumber Dana. Mengingat, Organisasi apapun utk menjalankan operaaionalnya tidak akan bisa lepas dari kebutuhan Dana yang  besar, des, ujian warga NKRI bilkhusus bagi NU - Muhammadiyah saat itu juga adalah bagaimana menggenggam Khitthoh, walhasil pun mensinyalkan bahwa NU membidani lahirnya Parpol yakni PKB, sedangkan Muhammadiyah pun memotori lahirnya PAN. jadilah sjk itu NU - Muhammadiyah sadar ataupun tidak telah andil menciptakan sendiri "ring politik". Hal itu akan berkendala secara kausalitas bahwa dalam "politik" tidak akan mengenal teman dan kawan abadi yang ada hanya lah satu hal, yakni "KEPENTINGAN" konsekuensi logis dan implikasi yang bisa menguatkan keserasian harmonisasi hubungan NU - Muhammadiyah swbagai pilar ormas Islam terbesar di NKRI tak terelakkan lebih berada pada situasi "politis" daripada situasi "perbedaan hilafiyah" dan disadari ataupun tidak, NU-Muhammadiyah malah menjadi menarik untuk di jadikan "obyek politik" oleh oknum pialang politik daripada diambil kemaalahatan Sosial Budaya yg sesungguhnya adalah perandungsi keduanya yang perlu tingkatkan di tengah masyarakat. Dari realitas itu selanjutnya maka banyak yang berpikir dari sana dan dari situlah pintu JALAN PINTAS terdekat tercepat bagi "MEREKA" (baca: penjajah model zaman Now) versi adagiun haail amatan Ko2 adalah : "untuk merobohkan bangunan yang kokoh tak butuh Buldozer cukup mereka ciptakan Lubang Rayap pada pilar penyangganya, kusen pintu serta jendela".
Hmm ... itu artinya, kalau "oknum penjajah era Now" ingin menguasai NKRI maka cara efektif yang mereka pakai adalah lebih dulu merusak fungsi utama tiang penyangga, pintu juga jendelanya itu sudah cukup, Ini sangat efektif karena target yang akan dihasilkan adalah KERUSAKAN yang sangat dilematis agar menjadi lingkaran setan untuk memperbaikinya lagi, apalagi untuk mampi membangun kembali ?
Karena jika "mereka" menggunakan Buldozer, bangunan yanh ditargetkan bisa cepat di 'robohkan' memang, namun tidak menghasilkan efek kerusakan dilematis (baca:MKMK / Maju Kena Mundur Kena) karena akan segera pula dibangun kembali.
Dengan bila proses me roboh kan nya memakai RAYAP yg sengaja dibuatkan LUBANG nya, untuk tumbuh dan menggerogoti pilar efeknya begitu 'luarbiasa' MERUSAKKAN: struktur, sendi, keindahan hingga sistemnya, pendwk kata, digerus sangat DALAM.
Yang jelas, pasca reformasi kemudian ditandai dengan system multi Partai, maka hamonisasi komunikasi NU - Mihammadiyah dihadapkan pada "Babak Baru" godaan Khithoh.
Dengan ke "tidak" pekaan DUA ormas Islam (NU & Mehammadiyah) keluar dari garis Khithoh plus terpeleset 'jaga Rasa' saling membidani pendirian Parpol (NU PKB dan Muhammadiah PAN) sejak itulah maka politik "Lubang Rayap" menjadi sangat berpeluang untuk dibuat/ diciptakan. Baik menggunakan "oknum" orang dalam maupun langsung bidik sasaran.
 Apakah dugaan kebenaran adagium yang Ko2 hasilkan dari proses pengematan bahwa merasuknya (Politik Lubang Rayap: red) tersebut telah, sedang dan masih, berlangsung pada Kedua Ormas Islam terbesar di Negeri ini mampu menyadari ke alpaan terebesarnya ? Wallohu aklam bishowab... Sejarah lah yang akan membuktikan mencatatnya. Namun apapun indikasi yg telah tengah maupu akan berlangsung di NKRI tercinta ini, untuk mencegah demikian terbentangnya CELAH membuat 'Lubang Rayap' pengeroposan NKRI ini salah satu "sistim" yang Top Urgent untuk diadakan adalah Lembaga Strategis yang membidangi Reseach & Development sprt LIPI dll wajib ada Divisi Kusus mengkaji dan mensolusikan celah  LUBANG RAYAP tidak menggerogoti PINTU dan CENDELA "SARA" kecolongan diselipi "TELOR RAYAP".

Gagasan menjasikan PTN / PTS utk dijadikan salah satu "prasyarat" ajuan AKREDITASI baik Prodi Fakultas hrs punya AKTUAL INOVASI kajian PROBLEM SOLVING potensi LUBANG RAYAP unsur SARA Upaya yang sedang / akan berlangsung. Upaya ekstra dini tersebut sudah Top Urgent untuk dipikirkan untuk dilakukan PEMERINTAH yg sedang maupun yg akan berkuasa nanti.  Jika tidak, maka dari variabel utama SARA bgt akan sangat lebih BANYAK melahirkan sederet variabel kontra produktif pengeroposan NKRI jadi "celah" POLITIK LUBANG RAYAP. Artinya kian LEBIH BANYAK Jalan Menuju ROMA untuk meluluh lantakkan NKRI. Mengapa PREDIKSI ini seperti terkesan PESIMISTIS terhadap kekokohan NKRI seolah berada pada PEREMPATAN DILEMA besar ???
Hmm Ko2 yakin seyakin yakinya sesungguhnya para oknum POLITIKUS apalagi oknum POLITIKUS yg sekaligus sbg oknum PENGUSAHA dapat melihatnya secara TERANG BENDERANG celah tsb. Masalah nya mereka menjadikanya sbg KWAJIBAN utk IKUT tanggung jawab MEMBENAHI atau sbaliknya malah hal tersebut "mereka" jadikan PELUANG yang tetap terbentang guna MENDESAIN Game Politik kepentingan mewujudkan TUJUAN mereka sendiri ???
Hmmm GERSIK SUROBYO, KALAH DISEK KARI NGERSOLA.
Posisi ini wajkb disadari oleh Pemerintah dan segenap komponen Bangsa.
"PR" besar kita ber sama sbg Bangsa adalah Menciptakan Dayarekat Antar Elemen Bangsa & MENCEGAH tumbuh suburnya POLITIK LUBANG RAYAP bahanya sungguh diprediksi bisa memecahkan rekor melebihi bahayanya terorisme, FITNAH ataupun berita HOAX.
Doa patut untuk dipanjatkan:
"Ya Robbahu 'anni mats tsaniyadz durru wa anta arhamur rohimiin".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Wong Jowo Kudu Tetep Njawani" ; BABAT TANAH JAWA (bag.2)

Mahluk Tuhan Jangan Melampaui BATASANYA