Trace Back, menengok kembali Benang Rajutan Pilpres 2014, Riwayatmoe Doeloe (Catatan bag.1) DEBAT PERTAMA VISI-MISI CAPRES CAWAPRES TADI MALAM APA SUDAH MEMBUKTIKAN ; SIAPA CAPRES CAWAPRES YANG ; BER ETIKA, NEGARAWAN, VISIONER NAMUN TETAP BIJAK ATAU TIDAK (?)
Trace Back, menengok kembali Benang Rajutan Pilpres 2014, Riwayatmoe Doeloe
(Catatan bag.1)
----------------------------------------
Ko2 akan sajikan kembali catatan kecil Pilpres 2014 lalu yang waktu itu Ko2
rutin sajikan secara bersambung dalam format : “[Masih] di KRITIK – SARAN itu
HALAL”.
Kali ini akan Ko2 muat ulang sbg Bagian 1, dan akan Ko2 sajikan secara
bersambung nanti hingga bag. terakhir kurang lebih ada kisaran tiga puluhan
Bagian, moga dapat disajikan hingga bagian yang terakhir khusus tulisan Ko2
edisi Pilpres 2014].
----------------------------------------
[Masih] di KRITIK-SARAN itu HALAL :
DEBAT PERTAMA VISI-MISI
CAPRES CAWAPRES TADI MALAM APA SUDAH MEMBUKTIKAN ; SIAPA CAPRES CAWAPRES YANG ;
BER ETIKA, NEGARAWAN, VISIONER NAMUN TETAP BIJAK ATAU TIDAK (?). Silahkan simak
:
Pertanyaan Moderator ;
Kerangka hukum apa yg digunakan Capres-cawapres atas realitas Kebhinneka
Tunggal Ika-an Indonesia ?
Jokowi-JK : Jokowi dgn tegas sdh melakukan, ia
contohkan isu SARA ttg Lurah Susan yg non muslim utk menjadi Kepala
Pemerintahan Desa yg penduduknya mayoritas muslim tapi Jokowi menegaskan tdk
gentar dgn demostrasi ia tetap ber pendirian bhw sdh melakukan kerja
profesional dan buktinya bisa sampai sekarang. Dan Pak JK menambahkan bhw ia
sdh brp kali mampu menyelesaiakan konflik kebhinnekaan tsb mulai Poso dan
lainnya. Jadi ttg keberagaman Indonesia Jokowi-JK mengklaim telah melakukanya
sejak lama, dan berhasil. (Tegas Jokowi-JK).
Prabowo-Hatta ; Memaparkan bhw utk masalah
Kebhinnekaan sdh jelas kerangka hukumnya yakni UUD 45 terutama format
originalnya [sblm amandemen] sdh dijamin Hak kebhinnekaan, namun untuk
implementasinya butuh seorang Pemimpin yg tegas yg bijak. Tegas artinya tdk mdh dipengaruhi oleh hal yg
subyektif, serta bijak pemimpin tdk boleh juga menindih nilai rasa [tatanan yg
ada] scr frontal. A-HOK adalah jawaban
kebhinnekaan, tetap saya pilih utk mendampingi Jokowi maju wagub DKI karena bs
melengkapi keseimbangan yang diperlukan mendampingi Jokowi yang kalem maka
perlu pendamping Ahok hrs tegas. (Tegas Prabowo-Hatta).
APRESIASI bisa diberikan bersifat Kritik-Saran : untuk pasangan Jokowi-JK dan
Prabowo-Hatta kali ini layak diserahkan kpd Rakyat karena sdh jelas bgmn
menilai sikap masing-masing.
SESI SALING TANYA :
Prabowo-Hatta bertanya : Bgmn jika Jokowi-JK terpilih bila msh
ada daerah yg ingin memekarkandiri mjd Pemda-pemda baru ?
Jokowi-JK menjawab : Bisa dgn asas manfaat dan bila
ternyata setelah diijinkan mekar tidak mampu mandiri maka akan di cabut
kembali.
Jokowi-JK bertanya : tentang HAM, pelanggaran HAM masa
lalu yang Pak JK langsung mengalamatkan kpd Prabowo selaku pelaksana tugas
waktu itu bagaimana sikap Prabowo ?
Prabowo-Hatta menjawab : karena pertanyaannya menunjuk
langsung “kapasitas pribadi Prabowo” maka dijawab dgn kapasitas Prabowo sbg
Abdi Negara yang seorang Prajurit yg mempunyai atasan yakni “saya sdh
melaksanakan tugas sbg abdi negara prajurit secara bertanggung jawab kepada
atasan saya dan kalau ada yg ingin menilai salah/tidak nya atas tugas yg saya
laksanakan maka dipersilahkan untuk menanyakan langsuing kpd atasan saya waktu
itu”.
APRESIASI bisa diberikan bersifat
Kritik-Saran :
Untuk Prabowo Hatta : meski ini sesi yang paling penting
namun Prabowo-Hatta mampu menunjukan seorang negarawan yang bijak [bkn sprt yg
disebarkan isu slm ini] dan paham etika publik mereka tdk tergoda untuk
menanyakan [baca; menyerang] yg bersifat ‘pribadi’ baik Jokowi maupun JK, misal
menanya pd Jokowi isu yg sdh menjadi kasus korupsi ; Kenapa Bus trans Jakarta
dari China yg nilai anggarannya Triliunan kok bermasalah padahal di klaim ;
sistim pelelangannya sdh E-lelang, apa semua prosedur sdh dilalui dst ?,
kemudian untuk Pak JK tdk ditanya waktu kasus century yg merugikan negara
triliunan saat itu pejabat wapresnya adalah JK dan sdh terbukti beberapa kali
ikut rapat penetapan pencairan dana [lihat kesaksian JK di media elektornik]
namun justrtu isu Pemekaran wilayah yg mmg pasti akan dihadapi oleh presiden
terpilih nantinya yg ditanyakan krn sangat sensitif bagi kesatuan dan persatuan
bangsa. Seolah Prabowo-Hatta hny ingin memastikan jika mereka tdk terpilih tdk perlu
kwatir ttg kelangsungan bangsa Indonesia kedepan jk Jokowi-JK sdh punya visi yg
berkarakter kuat dan paham ttg potensi resiko ini.
Untu Jokowi-JK : ada pihak yang menyesalkan / prihatin
Hal paling pribadi yg jelas bernilai rasa “pada prinsip praduga tak bersalah”
ditanyakan scr terang-terangan pd kapasitas Prabowo yg saat itu sbg Pejabatnya
langsung. Yakni tentang isu HAM. Dengan
pertanyaan ini apresiasi pd Jokowi-JK : 1). Jokowi-JK dibalik citra sikap
lembutnya yg terlihat slm ini ternyata mereka punya rasa semangat serang yang
tinggi. 2). Berasa kurang elegan bhw
format Debat visi-misi capres-cawapres dipahami sebagai “ajang saling serang”
mengesankan bahwa sosok Negarawan yang dibutuhkan EGARAWAN yyang masih
menyentuh rasa etika ADU visi-misi. 3). Penjelasan
Prabowo-Hatta yang menegasakan Hirarki penugasa seorang Prajurit masih dikejar oleh Jokowi-JK sehingga terkesan
menyebrang nilai rasa proporsionalitas Etika dan relefansi debat Visi-Misi.
Dari sekelumit ajang Debat
Capres Cawapres 2014 lalu sesi Visi-Misi tersebut semua persepsi maupun
apresiali sah-sah saja terangkum di kepala masyarakat level apapun dan itu
semua tergantung kepada (kembali) Rakyat lagi yang menilai dan menentukan.
Adalah kwajiban segenap
warga negara untuk mensukseskan pesta demokrasi dgn mengambil peran inisiatif
sbg agen pencerah zaman sesuai kompetensi
dan keyakinan yg dimiliki. Meski kontribusi ini sangat kecil namun
Menjadi Lentera Hidup Mulia adalah lebih baik ;
”Abdikan dirimu dalam
menjalani peran dari yang paling kecil, bahkan asing serta aneh, bahkan dicibir
oleh banyak orang. Sungguh banyak harapan terlahir dari celah kecil yang
diabaikan orang, dan Allah maha mulia dalam menunjukkan kebesaranNYA, dikala
manfaat peran kecilmu itu, sudah tidak lagi kecil bisa dirasakan oleh banyak
ummat” [T.Pakukuh].
Jadi jangan alergi dengan perbedaan sudut pandang
serta aspirasi asalkan disampaikan dgn koridor IMAN yang responsible.
Karenanya, untuk urusan yang akan menentukan NASIB Bangsa / Negara pada kurun
minimal 5 [lima] tahun kedepan yg akan ditentukan pada PILPRES 2014 mk siapapun
WNI yg memiliki HAK PILIH “tdk boleh NETRAL” apalagi GOLPUT, ia wajib
menetapkan PILIHAN krn jika SALAH PILIH pertaruhannya panjang, minimal selama
5[lima] tahun kedepan INDONESIA akan tertunda untuk menikmati kesempatan
SUKSES.
Nah, anda lah sang penentu,
jadi gunakan hak sekaligus kwajiban anda sebagai Warga Negara yang baik
datanglah ke TPS salurkan aspirasi pilihan anda dengan bijak serta ; Langsung, Umum,
Bebas, dan Rahasia.
Dgn BISMILLAH..TENTUKAN
PILIHAN ANDA namun jangan sampai huruf "O" selalu terbaca se "bulat"
sebentuk mulut kita saat sedang mlongo, ketika akhir nya anda baru
menyadarinya.
(Arif.Ko2)
Komentar
Posting Komentar