Mahluk Tuhan Jangan Melampaui BATASANYA

Mahluk Tuhan Jangan Melampaui Batasanya


Oleh: Arif Ko2


Kalau kita simak medsos, kita tdk akan sulit melihat mahluk ALLAH SWT yg disebut manusia sdh merasa mampu melampaui batasannya. Perhatikan advertising tawaran kesembuhan, keajaiban, kanuragan, barang bertuah, maupun solusi metafisis yg lainnya yang sesungguhnya dlm batas takarannya sdh mnjd prerogatif TUHAN. Tapi seolah mereka merasa mampun men handle sebagaian peran TUHAN pada pundak nya [baca; kemampuannya]. BENARKAH itu bisa ???
Coba m BUKA MATA SELEBARNYA.
Zaman akhir / Akhir Zaman yg konon era saat yg tengah kita jalani di pahami sesungguhnya merupakan sinyalemen bhw "apapun yg berstatus terciptaan pst keterbatasan adalah menjadi kodratnya". Hal tsb berlaku untuj semua ciptaan TUHAN, baik Malaikat, Jin / Iblis / Setan, apalagi MANUSIA, hewan, HAL yg tak dapat diingkari oleh siapapun yg saat ini sedang diberi ANUGERAH maupun PENGLULU [baca; digunggung] oleh TUHAN berupa ILMU, JABATAN, KETENARAN maupun KELIMPAHAN yg ukurannya melebihi dari yg didapat manusia lazim hendaknya tetep ILENG lan WASPODO, jgn sabaliknya "sedikit kelebihan tsb menjadikannya ALPA, lupa batasan takaranya, bhw rambu kasat maupun tak kasat sdh Allah SWT berikan /contohkan pd diri hamba tsb. Kelahiran dan kematian adalah dikotomi yg berbatas dimensi waktu maupun ruang. Bukti, manusia mana (era kini) yg terlahir lebih dari 150 thn silam hingga saat ini msh tetap berNAFAS ? Contoh Kodrat lainnya, sejak zaman pra peradaban hingga zaman over beradaban ini adakah manusia yg diciptakan oleh ALLAH SWT berat badannya melebihi ukuran yakni 1 ton (misal) ? Lebih tegas lagi, adakah sejak zaman purba hingga zaman modern ini manusia tercipta dgn ketinggian BADAN [baca; fisik] melebihi 5 meter ?.   Hmm Kalau kita tetep YAKIN bhw kita masih manusia biasa yg tdk punya kelebihan apapun pasti dgn LAPANG DADA menjawab ; TIDAK ADA.
Analogi lain, mungkinkah maunusia msh bisa Hidup jika ternyata ALLAH SWT merubah PAKEM [baca; ketentuan] bhw mulai tahun 2019 UDARA [baca; oksigen] yg kita hirup sdh tidak gratis (harus dibeli) dgn KEPATUHAN kepadanya [padahal bkn pakai uang lho], semisal; jika dia ISLAM hrs SHOLAT LIMA WAKTU berjamaah dan MENJALANKAN SEMUA SUNNAH lainnya [?], Jika ummat Kristen / Katolik maka ia harus beribadah ke Gereja separoh dari waktu yg disediakan TUHAN [jika satu hari = 24 jam] mk minimal ia hrs beribadah 12 jam / hari, dst dll dsb. untuk ummat penganut ajaran agama lainnya juga sama. Lalu APA yg akan TERJADI ?
Masyaalloh, pasti manusia akan dgn kasat mata TDK PUNYA daya APA-APA, bhkn mungkin banyak justru yg STRESS dll.
Hmm Dengan realitas bahwa MAHLUK ciptaan TUHAN [semua] dibatasi kodrat masing-maaing itulah sungguh pelajaran hikmah yg disinyalkan kpd manusia agar ia tetap bisa menjalankan PERANFUNGSI nya sbg [TETAP] mahluk TUHAN yakni diberi ilmu pengetahuian dan pemahaman, begitupun kemampuan tetapi tetap dikoridori dgn BATASANnya. Yang Ko2 cuplik di atas artinya apa ?
TIDAK LAIN dan TIDAK BUKAN bhw kalau kita masih sbg manusia, hanya SEDIKIT modal / bekal / takaran ILMU, PENGETAHUAN / PENGERTIAN / maupun PEMAHAMAN apalagi KEMAMPUAN dlm berbagai HAL juga SEDIKIT PULA. Jangan merasa mampu menembus BATAS KEMANUSIAWIYAHAN yg diberikan TUHAN kpd nya.
Jika dgn TANDA tsb manusia menganggap ia mampu mencapai KASAMPURNAAN anggapan bisikan dari dalam dadanya, maka sesungguhnya ia telah melampaui batasannya namun tidak sadar bhw hal tsb hny capaian SE OLAH2 SAJA. Tidak akan lebih.  Hmm... :
"ROBBAHU 'ANNI MASTSTANIYADZ DZURRU WA ANTA ARHAMUR ROHIMIIN"
YA HANNAN YA MANNAN YA DAYYAN
YA BURHAN
YA GHOFUR
YA SHULTON YA BADIUSTAMA WATI WAL ARDL, BIROHMATYIKA YAA ARHAMURR ROHIMIIN."
Ampuni kami duh Gusti ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Wong Jowo Kudu Tetep Njawani" ; BABAT TANAH JAWA (bag.2)